Tafsir Tematik: Interaksi Adam as, Qabil dan Habil
الثلاثاء، ١٤ أبريل ٢٠٠٩
Tafsir Tematik: Interaksi Adam as, Qabil dan Habil
Oleh : Miftahul Huda
Telah diuraikan di muka bahwa interaksi pendidikan anak dalam al-Qur’a>n ini memfokuskan pada analisa interaksi pendidikan yang terjadi antara orang tua dan anak. Fokus analisa diarahkan pada interaksi nabi A
Berikut disajikan uraian masing-masing interaksi pendidikan anak tersebut melalui metode exegesis (tafsir) dengan pendekatan adaptasi dari mawd}u’i> (tematik) dan tah}li>li> (analitik). Pendekatan mawd}u’i> digunakan untuk menemukan tema pendidikan anak yang relevan dalam penelitian ini. Selanjutnya, tema-tema pendidikan anak ini dipahami lebih dalam melalui pendekatan tah}li>li>. Hasil pembacaan tafsir secara mawd}u’i> dan tah}li>li> pada masing-masing kisah pendidikan tersebut kemudian dianalisa dengan perspektif pendidikan anak untuk memetakan konsep tujuan pendidikan, materi, karakter pendidik dan etika anak didik. Pada akhirnya, uraian menekankan pada metode interaksi pendidikan anak.
A. Nabi A>dam, Qa>bil dan Ha>bil
Secara garis bersar, kisah nabi A
1. Pendidikan Ada>m terhadap Qa>bil dan Ha>bil
Pendidikan yang dilakukan oleh A
2. Ayat-ayat yang berhubungan dengan pendidikan Ada>m terhadap Qa>bil dan Ha>bil
Interaksi pendidikan A
3. Penafsiran ayat
Ayat surat al-ma>idah 27-31 sebagaimana dimaksud di atas adalah sebagai berikut:
27. Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera A
Penafsiran:
a) “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera A
Para ahli sejarah, ahli ilmu dan ahli ta’wi>l sepakat bahwa yang dimaksud dengan kedua anak A
Menurut riwayat Ibn Ish}a>q bin Bas}ar dan Ibn ‘Asa>kir dari Zubayr dan Muqa>til dari D{ah}a>k dari Ibn ‘Abba>s berkata: A
Di antara cerita Qa>bil dan Ha>bil menurut para ulama salaf dan khalaf bahwa Allah mensyariatkan kepada A
Menurut riwayat Abd H{umayd dan Ibn Jari>r, Ibn Munzir dan Ibn ‘Asa>kir dengan sanad yang baik, dari Ibn ‘Abba>s berkata: (A
Menurut suatu riwayat, H{awwa>’ melahirkan sebanyak dua puluh kali dengan jumlah 40 anak terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dalam 20 saudara kemebar itu, Qa>bil adalah anak sulung dengan saudara kembarnya Iqli>ma>’ dan anak terakhirnya adalah Abd al-Mughi>ts. Kemudian Allah memberkahi keturunan A
Kedua anak A
Menurut riwayat dari Muja>hid bin Mu>sa dari Yazi>d bin Ha>ru>n dari H{isa>m bin Mus}allik dari ‘Amma>r al-Dihni> dari Sa>lim bin Abi al-Ja’d berkata: ketika Qa>bil telah membunuh Ha>bil, maka nabi A
Ibn Abi> H{a>tim meriwayatkan dari ayahnya dari al-Ans}a>ri> dari al-Qa>sim bin Abd al-Rah}ma>n dari Muh}ammad bin ‘Ali> bin H{usayn berkata: A
Muh}ammad bin Ish}a>q meriwayatkan dari sebagian ahli ilmu: bahwa A
b) "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, Aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepA
Menurut riwayat Ibn Jari>r dari Ibn ‘Abba>s: ketika korban Ha>bil diterima dan korban Ha>bil ditolak, maka Qa>bil berkata kepada Ha>bil; karena korbanmu diterima, apakah aku akan membiarkanmu bertemu manusia sehingga mereka mengetahui bahwa korbanku ditolak? Tidak. Saya tidak membiarkan hal itu terjadi, saya akan membunuhmu. Ha>bil berkata: apa salahku, tidakkah Allah menerima korban orang-orang yang bertaqwa? Jika kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, Aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepA
Firman Allah “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu...” merupakan perkataan Ha>bil yang diterima korbannya karena kesalehan dan ketaqwaannya, menjawab ancaman Qa>bil yang akan membunuhnya tanpa sebab. Ha>bil menekankan; saya tidak akan melayani perbuatannmu yang jahat itu, sehingga kita sama-sama menjadi jahat. Aku takut kepada Allah untuk berbuat seperti perbuatanmu, maka aku memilih bersabar dan berharap pahala dari Allah. [20]
c) "Sesungguhnya Aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, Maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian Itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim."
Ayat ini menurut Ibn ‘Abba>s, Muja>hid, al-D{ah}a>q, Qata>dah dan al-Sadi> yakni sebab membunuhku dan dosamu sebelumnya (kamu menjadi penghuni neraka). Menurut Ibn Jari>r dan lainnya; yakni aku ingin agar kamu kembali dengan membawa dan menanggung dosa membunuhku. [21]
Kemudian muncul permasalahan, bagaimana Ha>bil mengiginkan dosa pembunuhan dan dosa dirinya harus ditanggung oleh Qa>bil. Jawaban permasalahan ini; bahwa Ha>bil bermaksud tidak melawan Qa>bil, sementara menahan diri. Menurut al-T{abari>, permasalahan ini berisi nasehat bagi Qa>bil agar tidak membunuh dirinya. Menurut Ibn ‘Abba>s, Qa>bil tidak takut terhadap neraka, sehingga membunuhnya. [22]
d) Maka hawa nafsu Qa>bil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, Maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.
Ayat ini maksudnya Qa>bil semakin berambisi membunuh Ha>bil meskipun sudah diperingatkan dan dilarang. Al-Sadi> menceritakan dari Ma>lik dari Abi S{a>lih} dari Murrah bin Abd Allah dari para sahabat nabi: yakni Qa>bil memaksa Ha>bil untuk dibunuh. Suatau saat Ha>bil berada di bukit menggembala kambing, lalu tertidur. Pada saat itu Qa>bil mendatanginya, kemudian mengangkat batu besar untuk memecahkan kepala Ha>bil, sehingga mati dan ditinggalkan begitu saja di tanah lapang (riwayat Ibn Jari>r). Menurut ahli kitab: Qa>bil mencekik dan menggigit Ha>bil seperti binatang buas sehingga mati. Ibn Jari>r menambahkan: ketika Qa>bil akan membunuh Ha>bil, maka Ha>bil diikat lehernya. Kemudian iblis memperlihatkan bagaimana cara membunuhnya dengan membawa seekor binatang dibaringkan diatas batu, lalu diambil batu untuk dipukulkan kekepalanya sehingga mati. Begitulah Qa>bil memperhatikannya, lalu dilakukan kepada Ha>bil (riwayat Ibn H{a>tim). Ibn Abi H{a>tim meriwayatkan dari Abd Allah bin Wahab dari Abd al-Rah}ma>n bin Zayd bin Aslam dari ayahnya berkata: Qa>bil memegang kepala Ha>bil, lalu dibaringkan dan digerakkanlah kepala dan tulang rusuknya, namun tidak tahu bagaimana cara membunuhnya. Kemudian iblis mendatanginya dan berkata: wahai Qa>bil, apakah kamu akan membunuhnya? Qa>bil menjawab: ya. Iblis berkata: ambilah batu, lalu lemparkan ke kepala Ha>bil. Qa>bil melakukan perintah iblis; mengambil batu dan dilemparkan ke kepalanya, maka pecahlah kepalanya. Melihat hal itu, iblis bergegas mendatangi H{awwa>’ dan berkata: wahai H{awwa>’, Qa>bil telah membunuh Ha>bil. H{awwa>’ menjawab: celaka kamu, tidak mungkin pembunuhan terjadi. Iblis berkata: lihatlah, ia tidak makan, tidak minum dan tidak bergerak. H{awwa>’ menjawab: ia sudah mati. Iblis berkata: ya, sudah mati. Lalu H{awwa>’ berteriak, sehingga didatangi oleh A
e) 31. Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qa>bil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qa>bil: "Aduhai celaka aku, Mengapa Aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu Aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.
Dengan sanad sampai pada sahabat, al-Sadi> menjelaskan ayat ini: ketika Ha>bil mati dan ditinggalkan dipadang pasir, Qa>bil tidak mengetahui bagaimana cara menguburkannya. Kemudian Allah mengutus dua burung gagak, lalu saling memangsa sehingga matilah salah satunya. Pada saat itu, burung gagak tersebut menggali tanah dan memasukkan burung gagak yang sudah mati, kemudian ditutup dengan tanah. Setelah Qa>bil melihat hal itu, maka berkata: aduhai celaka aku… al-D{ah}a>k meriwayatkan dari Ibn ‘Abba>s: Qa>bil membawa mayat Ha>bil selama setahun dalam wadah, sehingga Allah mengutus dua burung gagak tersebut. Menurut riwayat ‘At}iyah al-‘Aufi>: ketika Qa>bil telah membunuh Ha>bil, lalu menyesalinya, kemudian menggendong mayatnya sehingga burung dan binatang buas selalu mengikutinya karena ingin memangsa jasad mayat tersebut (riwayat Ibn Jari>r). [24]
Menurut riwayat Ibn H{umayd dari Salmah dari Ghiya>th bin Ibra>hi>m dari Abi Ish}a>q al-H{amda>ni> berkata: berkata ‘Ali> bin Abi> T{a>lib; ketika A
4. Kandungan ayat
Kandungan ayat surat al-ma>idah 27-31 tersebut di atas secara garis besar sebagai berikut:
a) Qa>bil dan Ha>bil berseteru dalam penentuan pasangan hidupnya.
b) A
c) Korban Ha>bil diterima karena dilandasi dengan ketaqwaan dan Qa>bil tidak terima sehingga membunuhnya.
d) Qa>bil tidak tahu cara menguburkan mayat Ha>bil.
e) A
5. Analisa
a) Tujuan pendidikan
Sebagaimana dipahami dari uraian di atas, pada kisah A
Berdasarkan pada uaraian di atas, interaksi pendidikan A
b) Materi pendidikan
Komponen materi dalam interaksi pendidikan merupakan inti permasalahan dari proses interaksi itu sendiri. Di sini terlihat bahwa makna interaksi pendidikan A
Dalam dimensi spiritualitas, A
c) Karakter pendidik
Pribadi A
Dimensi spiritual mengacu pada kepatuhan dan pengabdian kepada Allah. Janji setia anak A
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak A
Jelaslah bahwa A
Dan Kami berfirman: "Hai A>dam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.[28]
Pelanggaran A>
Dan Sesungguhnya Telah kami perintahkan kepada A
d) Etika anak didik
Aktivitas anak didik digambarkan dalam dua sosok, yaitu pribadi Qa>bil dan Ha>bil. Pribadi Qa>bil menonjolkan sifat proaktif-distruktif. Sifat distruktif merupakan akumulasi dari nafsunya (untuk mempertahankan saudara kembarnya agar tidak dinikahi Ha>bil) dengan bujukan syetan. Berdasarkan uraian di atas, ditunjukkan bahwa Qa>bil pada dasarnya tidak tahu cara membunuh, lalu syetan memperlihatkan bagaimana caranya membunuh (riwayat Ibn Jari>r dan Ibn H{a>tim).[30] Inilah karakteristik Qa>bil yang lebih menuruti hawa nafsunya dan bujukan syetan daripada ajaran ayahnya. Padahal Allah telah menasehati agar tidak menyembah syetan, sebagaimana dalam ayat berikut:
Bukankah Aku Telah memerintahkan kepA
Hampir semua interaksi didahului oleh aksi Qa>bil. Ketika A
Berikutnya, sebagai solusi permasalahan itu A
(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. mereka Itulah orang-orang yang rugi.[32]
Sementara itu, etika edukatif yang ditunjukkan Ha>bil berbeda dengan Qa>bil. Pribadi Ha>bil menunjukkan moralitas yang tinggi, baik dalam interaksinya dengan A
Uraian ini menunjukkan bahwa etika anak didik yang menerima perintah ataupun putusan tanpa banyak mempermasalahkannya adalah kunci keberhasilan dalam diri anak didik. Meskipun pada akhirnya terbunuh, tetapi Ha>bil termasuk dalam katagori orang yang berperadaban luhur (min al-muttaqi>n). Sebaliknya, tidak semua tindakan anak didik yang didasarkan atas legalitas logika dan validitas realistis menuju pada capain pendidikan yang gemilang. Kezaliman manusia bisa jadi karena terlalu mentumpu pada pertimbangan logika-empirik, sementara ia mengabaikan kebenaran perintah tuhan. Inilah sifat manusia yang tidak amanah dalam menerima dan menjalankan tugas-tugas ajaran agama, sebagaimana dalam gambaran ayat berikut:
Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.[33]
e) Metode pendidikan
Dari sisi metode, cara A
Aturan perjodohan secara silang yang diputuskan A
A
====================================
[1]al-Qur’a>n: 2 (al-Baqarah):30, 4 (al-Nisa>’):1, 6 (al-An’a>m):98, 7 (al-A’ra>f):189, 15 (al-H{ijr):29.
[2]Ibid., 2(al-Baqarah):28, 2(al-Baqarah):30, 4 (al-Nisa>’):1, 6 (al-An’a>m):2, 6 (al-An’a>m):98, 7 (al-A’ra>f):11, 7 (al-A’ra>f):12, 7 (al-A’ra>f):189, 15 (al-H{ijr):26, 15 (al-H{ijr):28, 15 (al-H{ijr):29, 15 (al-H{ijr):33, 19 (Maryam):67, 32 (al-Sajdah):7, 39 (al-Zumar) :6, 49 (al-H{ujura>t):13, 55 (al-Rah}ma>n):3, 55 (al-Rah}ma>n):14, 67 (al-Mulk):23, 76 (al-Ih{sa>n):1, 80 (‘Abasa):18, 80 (‘Abasa):19, 80 (‘Abasa):20, 91(al-Shams):8, 92 (al-Layl):3, 96 (al-‘Alaq):2.
[3]Ibid., 3 (Ali ‘Imra>n):59, 6 (al-An’a>m):2, 11 (Hu>d):61, 15 (al-H{ijr):26, 15 (al-H{ijr):28, 15 (al-H{ijr):29, 15 (al-H{ijr):33, 71 (Nu>h}):17.
[4]Ibid., 2 (al-Baqarah):31, 2 (al-Baqarah):33.
[5]Ibid., 2 (al-Baqarah):34, 7 (al-A’ra>f):11, 15 (al-H{ijr):30, 18 (al-Kahfi):50, 20 (T{a>ha>):116, 38 (S{a>d):72, 38 (S{a>d):73.
[6]Ibid., 2 (al-Baqarah):35, 2 (al-Baqarah):36, 7 (al-A’ra>f):19, 7 (al-A’ra>f):20, 7 (al-A’ra>f):22, 20 (T{a>ha>):120, 20 (T{a>ha>):121.
[7]Ibid., 2 (al-Baqarah):36, 2 (al-Baqarah):38, 7 (al-A’ra>f):24, 7 (al-A’ra>f):25, 7 (al-A’ra>f):27, 20 (T{a>ha>):123.
[8]Ibid., 3 (Ali ‘Imra>n):33, 20 (T{a>ha>):122.
[9]Ibid., 2 (al-Baqarah):27, 2 (al-Baqarah):84, 7 (al-A’ra>f):172, 20 (T{a>ha>):115, 33 (al-Ah}za>b):72, 36 (Ya>si>n):60.
[10]al-Suyu>t}i>, Jala>l al-Din, al-Durr al-Mant}u>r, juz 3, 55.
[11]Ibid.
[12]al-Dimashqi>, Abi al-Fida>’, Ibn Kath}i>r, juz 2, 58.
[13]al-Suyu>t}i>, Jala>l al-Din, al-Durr al-Manth}u>r, juz 3, 55.
[14]al-Qurt}u>bi al-Ja>mi', juz 6, 128.
[15]al-T{abari, Ja>mi’, juz 3, 527.
[16]al-T{abari, Ja>mi’, juz 3, 527.
[17]al-Dimashqi>, Abi al-Fida>’, Ibn Kat}hi>r, juz 2, 58.
[18]al-Dimashqi>, Abi al-Fida>’, Ibn Kat}hi>r, juz 2, 58.
[19]al-Suyu>t}i>, Jala>l al-Din, al-Durr al-Mant}u>r, juz 3, 55.
[20]al-Dimashqi>, Abi al-Fida>’, Ibn Kat}hi>r, juz 2, 58.
[21]Ibid.
[22]Ibid.
[23]Ibid.
[24]Ibid.
[25]Ibid.
[26]al-Qur’a>n, 7 (al-A’ra>f):172.
[27]Pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab al- Qur’>an dan Hadist tidak menerangkannya. Ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat T{a>ha> ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.
[28]al-Qur’a>n, 2 (al-Baqarah):35.
[29]Ibid., 20 (T{a>ha>):115.
[30]Ibn Abi H{a>tim meriwayatkan dari Abd Allah bin Wahab dari Abd al-Rah}ma>n bin Zayd bin Aslam dari ayahnya berkata: qabil memegang kepala habil, lalu dibaringkan dan digerakkanlah kepala dan tulang rusuknya, namun tidak tahu bagaimana cara membunuhnya. Kemudian iblis mendatanginya dan berkata: wahai qabil, apakah kamu akan membunuhnya? Qabil menjawab: ya. Iblis berkata: ambilah batu, lalu lemparkan ke kepala habil. Qabil melakukan perintah iblis; mengambil batu dan dilemparkan ke kepalanya, maka pecahlah kepalanya. Ibn Jari>r menambahkan: ketika qabil akan membunuh habil, maka habil diikat lehernya. Kemudian iblis memperlihatkan bagaimana cara membunuhnya dengan membawa seekor binatang dibaringkan diatas batu, lalu diambil batu untuk dipukulkan kekepalanya sehingga mati. Begitulah qabil memperhatikannya, lalu dilakukan kepada habil. al-Dimashqi>, Abi al-Fida>’, Ibn Kat}hi>r, juz 2, 58.
[31]al-Qur’a>n, 36 (Ya>si>n):60.
[32]Ibid., 2 (al-Baqarah):27.
[33]Ibid., 33 (al-Ah}za>b) :72.
[34]al-Dimashqi>, Abi al-Fida>’, Ibn Kat}hi>r, juz 2, 58.
0 komentar:
إرسال تعليق